| ARI - Coba ambil waktu sejenak, bayangkan kalau kita berada di atas. Damai ya? Itulah Kepulauan Aru di kampung halamanku Maluku, yang sekarang terancam hilang. Dari kawan di sana, Bung Jacky, aku dengar ada rencana pembabatan hutan massal. Luas Kepulauan Aru 643.000 hektar. Yang mau dibabat? 500.000 hektar! Ya wajar lah kalau sebagian besar penduduk dari 117 desa di sana menolak keras! Dan sekarang, mereka butuh bantuan kita. Aku ikut jadi corong melalui petisi ini, dan kita butuh tanda-tanganmu. Izin-izin untuk 19 (dari 28) perusahaan di bawah PT Menara Group sudah diteken Menhut @Zul_Hasan untuk garap perkebunan tebu. Izin itu diberikan Bupati Aru yang sekarang di penjara karena korupsi. Aru itu indah tapi rapuh. Terdiri dari 300 pulau, dan hanya 6 pulau besar. Kerusakan ekologis yang akan ditimbulkan, luar biasa! Masyarakat lokal gantungkan hidup mereka pada hutan ini. Belum lagi flora dan fauna endemic seperti Cendrawasih, Kakatua hitam, Kangguru pohon, dan Kasuari. Semua bisa hilang! Sudah sering masyarakat Maluku ditipu. Di Pulau Seram, pabrik semen dan gula yang dulu direncanakan ternyata bohong. Pengusaha kabur setelah hutan dibabat. Pengembang sawit menyisakan hamparan sawit ratusan ribu hektar. Hutan habis, yang tersisa bagi penduduk lokal hanya status buruh lepas harian, kemiskinan dan banjir. Kabar baiknya, Komisi B DPRD Maluku telah mendengar. Mereka sepakat bahwa ada indikasi "kejahatan" dalam rencana ini. Mereka akan mendorong pencabutan IUP oleh Menhut. Sudah cukup hutan kita dibabat, masyarakat kita tidak didengar. Ayo kita bersuara bersama lewat petisi ini. 10.000 tanda-tangan untuk Aru! Untuk perubahan di tanah Maluku Manise, dan Indonesia,
Glenn Fredly
| 
No comments:
Pembaca yang baik selalu meninggalkan komentar